Sabtu, 07 Januari 2012


ALINEA

A.   Pengertian / Definisi Alinea.

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

B.   Jenis – Jenis Alinea Berdasarkan Letak Ide Pokok.

1.  Paragraf deduktif
2.  Paragraf induktif
3.  Paragraf deduktif-induktif
4.  Paragraf ineratif
5.  Paragraf deskriptif atau naratif.

Yang disebut paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak pada awal paragraf. Istilah deduktif berarti bersifat deduksi. Kata deduksi yang berasal dari bahasa Latin: deducere, deduxi, deductum berarti ‘menuntun ke bawah; menurunkan’; deductio berarti ‘penuntunan; pengantaran’. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari  pernyataan   yang   bersifat  umum,   kemudian   diturunkan   atau   dikembangkan   dengan  menggunakan  pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Pernyataan yang bersifat khusus itu bisa berupa penjelasan, rincian, contoh-contoh, atau  bukti-buktinya. Karena  paragraf itu dikembangkan dari pernyataan umum dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan khusus, dapatlah dikatakan bahwa penalaran paragraf deduktif itu berjalan  dari umum ke khusus.
Sebaliknya, jika kalimat topik terletak pada akhir paragraf, paragraf tersebut disebut
paragraf induktif. Istilah induktif berarti bersifat induksi. Kata induksi yang berasal dari  bahasa Latin:  ducere, duxi, ductum  berarti ‘membawa ke; mengantarkan’;  inducere,  induxi, inductum  berarti ‘membawa ke; memasukkan ke dalam’. Lebih lanjut istilah induksi  dijelaskan   sebagai   metode   pemikiran   yang   bertolak   dari   hal  khusus  untuk  menentukan  hukum  atau  simpulan. Karena pernyataan  khusus dapat  berupa  contoh-contoh, dan pernyataan umum itu berupa  hukum atau  simpulan, maka dapat dikatakan  bahwa paragraf induktif itu dikembangkan dari contoh ke hukum atau simpulan. Adakalanya seorang penulis tidak cukup menegaskan pokok persoalannya pada kalimat  awal paragraf. Setelah menjelaskan isi kalimat topik atau memberikan rincian, contoh-contoh, atau bukti-buktinya, penulis merumuskan simpulannya dengan sebuah kalimat pada akhir paragrafnya. Simpulan itu dapat berupa kalimat awal paragraf tersebut, dan dapat pula dengan sedikit divariasikan, tetapi makna atau maksudnya sama. Paragraf semacam inilah yang disebut paragraf campuran. Sebab, menggunakan cara deduktif juga induktif.
Selain kedua paragraf di atas, terdapat pula jenis paragraf ineratif, yaitu paragraf yang
memiliki kalimat topik di tengah paragraf. Adapun yang dimaksud dengan paragraf
deskriptif/naratif  atau  penuh   kalimat   topik  adalah   paragraf   yang   tidak   secara   jelas menampilkan kalimat topiknya. Karena tidak jelas kalimat topiknya, ada orang yang menyebutnya sebagai paragraf  tanpa kalimat topik. Walaupun kalimat topiknya tidak jelas, paragraf tersebut tetap memiliki topik atau pikiran utama yang berupa intisari paragraf. Paragraf semacam ini banyak kita jumpai dalam karangan berjenis naratif atau deskriptif. Oleh karena itu, paragraf semacam ini acap disebut juga paragraf naratif atau deskriptif.

C.   Jenis – Jenis Alinea Berdasarkan Bentuk Dan Sifatnya.
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.
Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
1.      Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
2.      Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
3.      Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
D.   Cara – Cara Pengembangan Alinea.
Paragraf  dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh,
sebab-akibat, definisi dan klasifikasi.

1.      CARA PERTENTANGAN
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.

2.      CARA PERBANDINGAN
Pengembangan paragraf  dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan
seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan,
akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu .
3.      CARA ANALOGI
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan
dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan
bagaikan.

4.      CARA CONTOH-CONTOH
Kata seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain adlah ungkapan-ungkapan dalam
pengembangan dalam mengembangkan paragraf  dengan contoh.

5.      CARA SEBAB-AKIBAT
Pengembangan paragaraf  dengan cara sebab-akibat dilakukan jika menerangkan suatu  kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan  yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.

6.      CARA DEFINISI
Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf  dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika
sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu  yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat. Kata ialah yang digunakan dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yang dipakai.

7.      CARA KLASIFIKASI
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf  melalui pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.

Pilihan Kata Yang Tepat / DIKSI

A.   Apa Yang Dimaksud Dengan Pilihan Kata.
        Dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
               Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja  diubah  saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.

B.  Syarat – Syarat Untuk Bisa Memilih Kata Yang Tepat.

1.      Kita harus bisa membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif; bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya, seperti : bawa-bawah, koorperasi-korporasi, interfensi-interferensi
 
2.      Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata orang terkenal yang belum diterima di masyarakat.
               
3.      Waspadalah dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau bersufiks bahasa asing, seperti :Kultur-kultural, biologi-biologis, idiom-idiomatik, strategi-strategis, dan lain-lain
 
4.      Kata-kata yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatik, seperti kata ingat harus ingat akan bukan ingat terhadap, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi, takut akan bukan takut sesuatu.
 
5.      Kita harus membedakan kata khusus dan kata umum.
 
6.      Kita harus memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah      dikenal.
 
7.      Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

C.  Manfaat Pilihan Kata Yang Tepat.
 
               Kita dapat mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan yang bener dalam kehidupan sehari – hari.


KALIMAT EFEKTIF 
 
A. Apa Itu Kalimat Efektif?
            Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

 B. Syarat - Syarat Menjadi Kalimat Efektif.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

C. Jelaskan Sebab – Sebab Kalimat Menjadi Tidak Efektif.

 1.  Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
-          Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

-          Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

-          Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)

-          Pada era zaman  modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)

-          Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)



2.  Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
-          Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)

-          Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3.  Penggunaan imbuhan yang kacau :
-          Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)

-          Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.

-          Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)

-          Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)

4.  Kalimat tak selesai :
-          Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)

-          Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)


5.  Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
-          Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.    
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.                                 

-          Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

-          Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)

            -           tau             à  tahu                             -   negri         à  negeri
            -           kepilih       à  terpilih                         -   faham       à  paham
            -           ketinggal   à  tertinggal                     -   himbau     à  imbau
            -           gimana      à  bagaimana                  -   silahkan    à  silakan
            -           jaman        à  zaman                          -   antri                      à  antre
            -           trampil       à  terampil                      -   disyahkan à  disahkan

6.  Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
-          Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)

-          Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

-          Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.)



7.         Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
-          Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)

-          Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)

-          Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

8.         Pilihan kata yang tidak tepat :
-          Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)

-          Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)

9.    Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
-          Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.

Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?

(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.

-          Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri

Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?

                        (Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)
10.   Pengulangan kata yang tidak perlu :
-          Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)

-          Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)

11.   Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
-          Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)

-          Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya? 
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)